Senin, 02 November 2009

Ust. Anis Matta Bicara Soal Uang 3

Makanya Rasul mengatakan tentang minum susu, makan habbatussauda' , madu. Coba
kalau antum, misalnya, tidur di atas kasur yang empuk dalam ruangan yang
ber-AC, tidur 2 jam itu bisa sangat nyenyak. Apalagi minum susu hangat
sebelum tidur. Bangun pagi minum madu campur habatussauda. Saya kira kita
perlu memperbaiki dan melihat kembali pemahaman keagamaan seperti ini
secara benar. Sehingga kita jangan menganggap kemewahan itu justru
melelehkan orang tapi bikin orang nyaman. Inilah 5 alasan mengapa kita
harus kaya. Sekarang saya ingin lebih jauh menembus kembali mengapa kita
miskin selama ini.
Sebabnya kita miskin adalah: Pertama, karena kita memiliki pemahaman agama
yang salah. Salah satunya 5 alasan tadi tidak beredar di kalangan kita.
Sekarang coba kita tonton acara TV, nonton acara-acara ceramah subuh di
televisi. Kita akan lihat sebagian besar ceramah-ceramah televisi itu
menyuruh orang-orang miskin itu semakin miskin atas nama kesabaran. Bahkan
ada perang terhadap materialisme, karena itu kita harus zuhud sekarang.
Pemahaman tentang kezuhudan itu salah satu pemahaman yang paling banyak
merusak kita. Karena kita tidak tahu bedanya orang zuhud dengan orang
miskin.Imam Ghazali mengatakan orang zuhud itu adalah orang yang punya
dunia lalu meninggalkannya dengan sadar. Orang miskin itu adalah orang
yang ditinggal dunia. Kalau ada orang miskin tidak dapat makan lalu puasa
Senin-Kamis itu bukan orang zuhud. Itu orang miskin yang berusaha
memaksimalisasi kondisi keterbatasannya agar tetap dapat pahala, daripada
tidak makan dan tidak dapat pahala lebih bagus tidak makan dapat pahala.
Orang zuhud itu orang pasca dunia kalau orang miskin itu orang pra dunia.
Kita lihat Rasulullah SAW itu sudah kaya raya sebelum menjadi Nabi.
Kemiskinan Rasulullah yang kita baca di hadits-hadits itu adalah
kemiskinan atas pilihan. Itu adalah pilihannya karena dia punya misi yang
jauh lebih besar, yakni: yang begini itu dia tidak perlu lagi, sudah
selesai. Bahkan Rasulullah mengatakan semua nabi-nabi itu sebagian
besarnya kaya. Tidak ada lagi nabi yang diutus setelah nabi Syu'aib
melainkan pasti dia berasal dari keluarga kaya dari kaumnya.Rasulullah itu
mengenal uang waktu umurnya 8 tahun, dia mulai kerja dan mendapatkan gaji.
Pekerjaan pertamanya menggembala kambing. Umur 12 tahun dia sudah pulang
pergi luar negeri ikut dalam bisnis keluarga. Umur 15 sampai 19 tahun ikut
dalam perang sehingga punya pengalaman mlliter. Umur 20 tahun Rasul sudah
jadi pengusaha investornya adalah Khadijah. Waktu umur 25 tahun dia nikah
dengan investornya. Berapa maharnya? Seratus ekor unta. Berapa harga
seekor unta sekarang? Jauh lebih mahal dari 1 ekor sapi. Kira-kira 10 juta
1 ekor unta jadi totalnya 1 Milyar, Anak muda 25 tahun panya uang cash 1
Milyar, itu maharnya tapi yang disimpan itu masih ada. Walaupun Rasulullah
SAW setelah menjadi Nabi mengatakan sebaik-baik wanita adalah wanita yang
cantik dan mahar yang murah, itu sebagai system tapi dalam tradisi
jahiliyah itu status. Oleh karena itu, waktu pamannya yang bernama Abu
Thalib menyampaikan khutbah nikahnya sebagai sambutan keluarga pada
pernikahan Rasulullah SAW, beliau mengatakan sesungguhnya orang Quraisy
tahu bahwa Muhammad salah saorang pemudanya yang terbaik, yang paling
terhormat.
Layaklah dia nikah dengan Khadijah karena maharnya tersebut. Pemuda
berusia 25 tahun punya uang 1 Milyar, sedangkan kita 25 tahun baru selesai
Perguruan Tinggi dan karya terbesar kita adalah menulis lamaran kerja. Ini
pemahaman keagamaan yang beredar di kalangan kita yang membuat kita ini
miskin.Itu sebabnya di zaman penjajahan dahulu, para penjajah itu dengan
sengaja menghidupkan kelompok-Kelompok sufi di tengah masyarakat. Paham
sufiyah dihidupkan supaya orang-orang miskin itu tidak pernah bermimpi
menjadi kaya dan merasa benar bahwa dia miskin. Maka langkah pertama
menuju kekayaan adalah perbaiki dulu pemahaman keagamaan kita.Saya dulu
sekolah di pesantren 6 tahun, tempatnya dulu itu di hutan, bahkan tidak
ada mobil lewat di sana, kalau kita ingin mendapatkan kendaraan umum kita
harus jalan 3 km terlebih dahulu. Pada suatu hari ada badai datang dan
menerbangkan seluruh atap gedung, masjid, dan seluruh benda yang ada di
situ. Semuanya mudah diterbangkan karena bangunan yang ada adalah bangunan
murah semuanya. Tiap hari kita makan hanya nasi dan kecap selama 6 tahun.
Setiap kali kita makan, guru saya selain bilang ini nasi akan membuat kamu
besar. Cuma butuh waktu. Karena itu fisik saya kecil Karena pada masa
pertumbuhan kita tidak mendapatkan gizi yang baik dengan alasan latihan
sabar, perjuangan. Waktu itu saya bilang ini sekolah sengaja disimpan jauh
dari kota karena kota itu neraka, disini kita hidup dengan cara yang
benar. Waktu saya mau ke Jakarta untuk kuliah, saya minta guru saya
istikharah buat saya, satu bulan kemudian saya datang dan dia menganjurkan
saya untuk kuliah di Jakarta saja di LIPIA, karena LIPIA itu selingkar
syurga yang di kelilingi oleh neraka. Itulah pemahaman keagamaan yang kita
warisi. Waktu saya kuliah di LIPIA juga belajar syariah namun tetap tidak
ada yang mengajarkan kita pemahaman keagamaan yang benar tentang
kekayaan.Kedua, karena kita tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang tidak
mengajarkan kita dasar-dasar yang benar untuk menegakkan kehidupan. Lihat
kurikulum yang kita pelajari, tidak satupun yang kita pelajari di sekolah
itu benar-benar kita pakai dalam kehidupan yang real kita. Sekarang
belajar bahasa Inggris sejak kelas 4 SD sampai Perguruan Tinggi.
Tahun pertama itu 10 tahun, tetapi TOEFL kita tidak bagus-bagus. Padahal
bahasa itu adalah sarana komunikasi yang seharusnya itu menjadi basic;
Begitu juga tentang uang, kita tidak pernah sama sekali belajar di sekolah
tentang uang. Saya dulu belajar hitung dagang di sekolah tapi itu
pelajaran yang paling kita tidak suka. Jadi lingkungan pendidikan kita
juga seperti itu. Setelah kita tarbiyah pun hal-hal seperti ini juga belum
diajarkan. Mungkin karena satu hikmah ataupun yang lainnya yang tidak kita
ketahui. Tetapi kalau kita membaca literatur yang ditulis oieh Imam Hasan
AI-Banna, sebenarnya perhatian ke arah ekonomi itu justru malah besar dari
awalnya. Bahkan munculnya gagasan ekonomi Islam itu adalah anjuran dari
beliau. Salah satunya rintisan dari beliau untuk mulai memperbaiki
kehidupan ekonomi ummat Islam. Oleh karena itu saya menganjurkan kepada
ikhwah di kaderisasi untuk segera membuat materi tatsqif tentang uang,
karena kita periu.Ketiga, karena kita ini memiliki ciri-ciri orang miskin
dalam kepribadian.
Ciri orang miskin:Pertama, orang miskin itu tidak pernah bermimpi jadi
orang kaya. Kalau kita baca buku the millionaire mind (pemikiran
milioner), di dalam buku tersebut disebutkan fakta bahwa di kalangan
orang-orang miskin itu berkembang ide-ide yang membuat mereka itu miskin.
Salah satunya karena memang mereka tidak punya mimpi jadi orang kaya.
Waktu sekolah saya pernah ikut kursus keterampilan membuat sepatu, jadi
saya bisa membuat sepatu. Karena kita mindsetnya disiapkan untuk menjadi
buruh, kalau tidak bisa menjadi guru bahasa Arab akhirnya menjadi tukang
sepatu. Kita lihat rintisannya. Jadi kita tidak pernah punya mimpi untuk
menjadi kaya. Contohnya, kalau kita lihat orang pakai mobil Mercy, tidak
pernah terpikir oleh kita kalau kita juga ingin punya mobii Mercy.
Yang terpikir oleh kita adalah tega-teganya orang ini pakai Mercy.Pertama
kali Ketua Majelis Syuro membangun rumah, banyak sekali ikhwah yang
protes. Saya bilang kenapa kalian protes. Dia tidak pinjam uang antum.
Saya datang ke rumahnya, Masya Allah rumahnya bagus. Ya Allah berikanlah
saya model rumah yang seperti ini. Kalau kita melihat mobil bagus, rumah
bagus, hinggap sebentar di mobil itu, sapu baik-baik lalu berdoalah.Ketika
tinggal di rumah mertua, saya bisa tinggal di tempat yang luasnya beberapa
ribu meter. Cuma saya bilang, saya tidak ingin didominasi oleh mertua,
Jadi setelah menikah saya bilang saya mau keluar dari rumah ini. Kata
mertua saya, "Kamu mau tinggal dimana?" Itu urusan saya, satu tahun saya
sudah tinggal disini. Saya keluar.
Lalu saya kontrak rumah. Rumah saya itu mirip kandang ayam,
triplek-triplek saja. Ada 3 petak rumah, kalau kita bersin di sini, akan
terdengar oleh semua tetangga. Lantainya sebagian itu berupa tanah dan
saya pun tidak punya kasur. Saya punya kasur ketika anak ke-3 saya lahir.
Istri saya kalau sudah hari Sabtu atau Minggu mengajak pulang. Saya tahu
dia ingin balik ke sana. Tapi kita belajar menata hidup kita sendiri,
tidak tergantung dari orang.Setiap hari saya lewat di depan sebuah rumah
besar halamannya luas. Kalau saya lewat rumah itu saya berjalan
pelan-pelan sambil menunggu bis dari Al-Manar. Saya melewati rumah itu
yang terletak di pojok halaman yang luas dan ada banyak pohon-pohonan.
Saya usap-usap itu temboknya. Alhamdulillah rumah itu menjadi rumah saya.
Apabila saudara antum punya mobil antum jangan marah padanya. Jangan tanya
uangnya dari mana. Jangan tanya seperti itu. Antum pegang mobilnya,
usap-usap mobilnya.Sekarang kalau saya mau ke DPP tiap hari lewat Menteng,
lewati rumah yang bagus-bagus, di situ juga ada masjid yang besar yang
bernama Sunda Kelapa. Saya suka berdoa juga di situ.
Ya Allah, saya ingin tinggal di samping masjid ini, tapi bagaimana caranya
atur ya Allah. Syurga saja kita pinta, apalagi hanya rumah. Suatu waktu
saya pernah naik private jet punya Abdul Rizal Bakrie waktu itu jauh
sebelum era partai karena saya suka ceramah di rumahnya. Kita pergi naik
private jet nya. Enak juga naik private jet. Saya berdo'a juga disitu.
Saya juga ingin yang seperti ini karena enak. Syurga saja kita pinta
apalagi seperti ini.Kemarin Muraqib Am ditanya oleh kader. Kadernya
protes, "Ustadz Hilmi anggota dewannya sudah mulai pada borju semuanya. Di
jawab oleh Ustadz Hilmi mereka tidak borju cuma menyesuaikan penampilan
dengan lingkungan pergaulannya. Jadi kalau ikhwah pada kaya-kaya nanti
kita juga bahagia. Saya paling senang kalau ada ikhwah yang punya private
jet, perlu di dorong itu. Jadi kita tidak pelu belanja tiket lagi kalau
ingin ke Riau.
Tidak terikat dengan jadwal penerbangan regular. Dan saya tanya harga
private jet itu, setidak-tidaknya kita sudah tahu harga private jet itu.
Sewaktu-waktu saya naik mobil Land Cruiser punya teman saya, mobil saya
Kijang, Saya bilang mobilmu lebih enak dari mobil saya. Dia bilang kenapa.
Saya bilang saya pikir mobil saya itu paling enak di muka bumi, ternyata
mobil bapak lebih enak. Memang mobil kamu apa, saya bilang Kijang. Dia
bilang, "Oh itu mobil masa lalu saya." Ikhwah sekalian.Karakter orang
miskin itu harus kita hilangkan, itu sebabnya kita miskin. Karena tidak
punya mimpi menjadi orang kaya. Kedua, kita ini umumnya tidak ulet. Senang
difasilitasi. Dan, ada karakter yang buruk di Melayu, pada umumnya senang
diberi hadiah daripada memberi hadiah. Bahagia dan bangga kalau ditraktir
makan daripada kalau mentraktir makan. Kalau kita ingin menjelaskan orang
Cina lebih kaya dibanding kita di negeri ini, karena dia lebih rajin
bekerja.Saya pernah mengisi pelatihan di Telkom, saya suruh tulis
mimpi-mimpi mereka semua.
Saya kasih kertas besar, mereka menulis dan menggambar. Hampir semua
mereka membuat gambar yang sama. Sebuah rumah di sampingnya ada
sawah-sawah, disampingnya ada masjid, kemudian ada pesawat terbang dan ada
ka'bah. Saya suruh menjelaskan. Dia bilang nanti saya berharap insya Allah
sudah naik haji sebelum pensiun setelah pensiun nanti saya punya rumah di
desa di sampingnya ada sawah-sawah, di sampingnya lagi ada masjid. Jadi
dia ibadah kerjanya. Saya bilang bapak pensiun umur berapa. Dia bilang 55
tahun, Mau menghabiskan sisa umur di desa disamping masjid dan di samping
sawah. Kalau bapak diberi umur 80 tahun oleh Allah SWT- berapa sisa umur
bapak, 25 tahun akan bapak habiskan di samping sawah. Begitu cara kita
berfikir, kita menghindari tantangan.Saya pernah ceramah di direktur
keuangan BULOG, dia mau pensiun dini, dia tinggalnya di Patra Kuningan
dekat rumahnya Pak Habibie. Saya diminta mengisi ceramah di rumahnya
tentang manajemen harta untuk para lansia. Yang hadir itu angkatan 63 UGM
dari Fakultas Ekonomi semuanya.
Saya bilang bapak setelah pensiun nanti mau tinggal di mana. Dia bilang
mau balik ke kampung halamannya di Solo. Saya tanya Solonya di mana. Dia
bilang agak ke pinggir sedikit. Nah kita lihat, sudah pulang kampung ke
Solo masih ke pinggir sedikit. Dia sudah punya rumah disana di sampingnya
ada sawah-sawah, ada masjid, persis seperti gambar orang Telkom itu. Saya
bilang kenapa tidak tinggal di Jakarta. Dia bilang siapa yang bisa tahan
tinggal di Jakarta setelah pensiun. Biaya mahal, anak saya sedang pada
kuliah semuanya saya tidak kuat nanggung.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com